Prinsip SMM ISO 9001 dalam Masa PJJ dan Kesiapan PTM

August 10, 2020 at 10:22 am Leave a comment

3 minggu PJJ

Kebijakan baru terkait penyelenggaraan pembelajaran dalam masa pandemi covid-19 masih menjadi tantangan bagi para insan Pendidikan. Kemdikbud memperluas ijin penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan di Jawa Timur diikuti Surat Gubernur tentang Ujicoba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas jenjang SMA/SMK/ SLB di Jawa Timur yang menekankan beberapa hal terkait kesiapan dan protokol pelaksanaan PTM.

Meskipun beberapa panduan praktis mulai penyederhanaan KI-KD mata pelajaran hingga modul-modul baik untuk siswa, guru hingga orang tua, tetap prinsip utama adalah Kesehatan warga menjadi yang utama. Sisi lain tumbuh kembang siswa dan psikososial juga harus menjadi pertimbangan dalam layanan Pendidikan.

Langkah pertama tentu memastikan sarana prasana protokol kesehatan yang ketat sudah dipenuhi bagi lembaga sekolah yang siap melaksanakan PTM sambil terus berkoordinasi dengan pihak berwenang Gugus Tugas Covid-19 di daerah masing-masing. Tak kalah pentingnya adalah mendapatkan persetujuan juga dari orang tua melalui Komite Sekolah karena orang tua masih berhak tidak mengijinkan anaknya untuk mengikuti PTM jika merasa belum nyaman dengan kondisi yang ada.

Maka skenario Plan A atau Plan B atau kombinasi Plan A dan Plan B tetap harus disiapkan oleh sekolah dibawah koordinasi dan kebijakan Kepala Sekolah dengan memperhatikan juga kondisi internal sekolah, baik sumber daya sarana prasarana hingga sumber daya manusianya. Memastikan bahwa fasilitas dan protokol kesehatan bagi warga sekolah tercukupi. Lebih penting lagi adalah pendampingan dan fasilitasi dalam menyiapkan perangkat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan PTM. Memastikan setiap warga telah siap lahir batin untuk melaksanakan PTM dengan motivasi dan harapan positif. Hal ini penting untuk menjaga dan meningjkatkan imunitas atau daya tahan kesehatan. Karena jika kebijakan PTM disikapi atau dijalani dengan rasa was-was yang berlebihan akan menuju ke arah stress yang beresiko menurunkan imunitas. Tetapi jika disikapi dengan kekuranghati-hatian juga sangat beresiko.

Menyiapkan kondisi tersebut tak ada salahnya mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001. Meski secara administrasi sertifikasi SMM ISO tidak digunakan tetapi budaya SMM melalui implementasi prinsip-prinsipnya dapat menjadi alternatif. SMM ISO versi terbaru (2015) menetapkan prinsip-prinsipnya disederhanakan menjadi 7 dari 8 prinsip pada versi sebelumnya (2008). Tetapi intinya tidak jauh berbeda yaitu dalam rangka mengelola lembaga agar tetap terjaga dan meningkat mutunya. Khusus lembaga pendidikan sudah diterbitkan versi IWA-2.

Referensi 7 prinsip tersebut diuraikan singkat sebagai berikut.

1. Customer Focus
Fokus Customer atau pelanggan adalah prioritas SMM. Implementasinya dengan memenuhi kebutuhan dan jika dipandang perlu bisa melebihi harapan pelanggan untuk ketercapaian kepuasan pelanggan. Siapa pelanggan sekolah? Yang utama saat ini adalah Peserta didik. Presiden Jokowi menganalogikan fokus pada peserta didik dengan sistem chat atau percakapan pada aplikasi Whatsapp (WA), mulai sent centang satu dan dua hingga delivered centang dua warna hijau. Selain itu pelanggan sekolah tentu saja orang tua khususnya dan masyarakat umumnya. Pelanggan selanjutnya adalah birokrasi baik vertikal maupun horisontal. Untuk jenjang SMK memiliki pelanggan INDUKA.

2. Leadership
Pemimpin. Merumuskan tujuan, menetapkan tujuan berdasarkan analisis sejarah, kondisi terkini dan tantangan masa depan serta memastikan setiap elemen bergerak dan memfasilitasi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Ngayomi lan ngayemi.

3. Engagement of People
Melayani dan memenuhi harapan pelanggan akan lebih mudah bila didukung oleh setiap personal yang kompeten, melalui pemberdayaan dan dukungan. Prakteknya dengan merekayasa atau mengkondisikan setiap warga untuk memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan. Hindari ketergantungan pada personal karena selain akan menimbulkan kesenjangan juga akan kesulitan jika tiba saat personal harus meninggalkan lembaga maka sistem akan terganggu. Libatkan warga sekolah untuk mendiskusikan tantangan dan rintangan yang ada dalam rangka mengumpulkan alternatif solusi. Dengan demikian warga sekolah akan memiliki roso hardarbeni bersama-sama.

4. Process Approach
Bisnis proses sebuah lembaga terdiri dari beberapa sub-proses yang saling terkait. Output satu sub-proses bisa jadi menjadi input bagi sub-proses yang lain. Pastikan masing-masing sub-proses tetap berpedoman pada bisnis proses dan tujuan utama. Pastikan bahwa fokus utama masa pandemi covid-19 saat ini adalah kesehatan dan keselamatan warga. Pastikan setiap program dan tindakan mengarah kesitu. Pembelajaran belum fokus pada target capaian kurikulum tetapi pembelajaran bermakna yang akan menanamkan senang belajar dan belajar sepanjang hayat.

5. Improvement
Untuk bertahan dalam persaingan butuh fokus pada improvement (peningkatan kualitas). Satu-satunya yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. Maka satu-satunya pilihan adalah beradaptasi dengan perubahan termasuk Kenormalan Baru termasuk dalam layanan Pendidikan. Tahap lanjutan dari adaptasi adalah menjaga dan meningkatkan kualitas (improvement). Maka monitoring dan evaluasi secara berkala penting dilakukan bersama-sama.

6. Evidence Based Decision Making
Membuat keputusan berdasarkan bukti, data dan fakta. Menetapkan kesimpulan sebuah permasalahan berdasarkan analisis data dan fakta. Siapkan dokumen atau instrumen terkait hingga rekaman atau bukti fisik sebagai dasar monitoring dan evaluasi untuk keputusan-keputusan selanjutnya.

7. Relationship Management
Menjaga hubungan baik dengan pihak terkait untuk mendukung capaian kuaitas Lembaga. Sukses sendiri itu hebat tetapi sukses bersama itu lebih hebat. Maka tiada kesuksesan dalam kesendirian. Jalin hubungan dengan pihak-pihak terkait, khususnya dengan lembaga kesehatan pada masa pandemi ini.

Tak ada generasilisasi teori atau praktek terbaik. Yang ada adalah yang paling efektif. Efektif sesuai dengan variabel masing-masing, seni implementasi masing-masing. Perlakuan variabel A berdampak positif pada obyek B belum tentu sama hasilnya pada obyek C. Maka dari itulah dalam karya ilmiah dinyatakan batasan masalah.

Prinsipnya adalah upaya untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan, baik PJJ maupun PTM, khususnya dalam masa pandemi covid-19

Bismillahirrahmanirrahiim…

Entry filed under: Education, Extra.

IKIGAI, Manajemen Emosi dan PJJ yang Belum Usai

Leave a comment

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


About Me

Who dares to teach must never cease to learn.

Seorang guru yang ingin terus belajar dan berbagi. Sukses sendiri itu hebat tapi sukses bersama lebih hebat. Kolaboarasi menyiapkan generasi terbaik masa depan.

The Calender

August 2020
M T W T F S S
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31  

Go Green

Ayo Membaca

Categories