ILMU NGAMAL

May 29, 2020 at 10:41 pm 2 comments

Kekekalan Energi

Mudahkanlah urusan orang lain, dan biarlah Allah swt yang akan memudahkan urusanmu. Hidup itu perjalanan panjang. Kadang lurus mulus, membelok, menikung, menanjak ringan hingga berat serta kadang harus terjun bebas. Setiap orang memiliki dan mengalami pola yang berbeda. Tetapi bisa saling belajar dan mengambil hikmah. Yang pasti bisa saling membantu, ngamal. Amal sesama manusia beragam jenisnya. Dalam sebuah proposal sering disampaikan terima kasih atas bantuan baik materi maupun non materi.
Ilmu ngamal berbanding lurus dengan ilmu kekekalan energi. Ngamal tidak perlu dipaksakan harus cash and carry, langsung lunas terbayar. Bisa jadi terbayar di waktu lain atau dalam bentuk lain. “Berbisnis dengan Tuhan” jangan setengah-setengah karena Tuhan tak pernah setengah-setengah memberikan kasih sayang kepada hamba-Nya. Jangan pernah menghitung amal selama diniatkan untuk kebaikan. Tidak perlu sibuk mengkalkulasi nilai amal karena amal di mata manusia belum tentu sama nilainya di mata Allah swt. “Sebaik-baik  manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.” Maka banyak-banyaklah memberi manfaat dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Kepala dinas saya mengatakan, “kebahagiaan anda adalah sejauh mana langkah anda membahagiakan orang lain.” Berbagi kebahagiaan tidak harus dengan menyampaikan kebaikan-kebaikan atau kabar gembira saja. Tetapi berlaku jujur menyampaikan kondisi yang sebenarnya demi perbaikan juga akan menghadirkan kebahagiaan. Tak akan ada usaha kebaikan yang sia-sia untuk membahagiakan orang lain. Dan lihatlah kehidupan yang akan memberikan kebahagiaan kepada kita.
Buatlah orang lain merasakan kemanfaatan atas kehadiran kita dalam kehidupan mereka. Pesan Pak Sekretaris Dinas, jangan sampai wujuduhu ka‘adamihi. Keberadaannya sama dengan ketiadaannya. Na’udzubillah.. Berbagi manfaat, baik materi maupun non materi. Bahkan dalam dalam mengajak ke jalan kebaikanpun, hadirkan manfaat, ajaklah dengan cara yang baik. Bil hikmah. Sebaik apapun diri kita, mengajaklah ke jalan kebaikan dengan cara yang baik. Tidak perlu merasa berada di seberang jalan yang berbeda, jalan yang lebih baik dan orang lain di sebelah jalan yang tidak baik. Ajaklah dengan cara yang baik. Revitalisasi peran, termasuk peran dalam kehidupan.
Ibu Kepala Bidang juga berpesan, banyak-banyak bersuyukur. Jangan pernah lelah menengadahkan tangan dan memanjaatkan untaian bait-bait syukur atas segala nikmat yang berserakan di muka bumi. Walau kadang nikmat di tangan kita saat ini seolah terasa pahit. Yakinlah bahwa bagi hamba-hamba yang pandai bersyukur pasti akan ditambah nikmat-Nya. Terima dahulu, syukuri dahulu dan silahkan lanjutkan berdoa dan berharap sesuai yang diinginkan. Selebihnya biarlah Allah swt yang memberikan yang terbaik bagi hidup kita. Just do the best and let God do the rest.
Ahhh… betapa hidup terasa sangat indah ketika bertemu dan berkumpul dengan orang-orang yang berjiwa besar dan tulus yang ringan hati saling menasehati, watawa shaubil haq watawa shaubish shabr. Terpenting pula mereka menyampaikan nasehat dengan cara yang baik. Bil hikmah. Tidak butuh jawaban atau respon. Tetapi butuh kontemplasi. Kebesaran dan ketulusan hati untuk instropeksi diri.
Semoga dimudahkan pikiran dan langkah untuk belajar dari orang-orang “besar” yang kadang jangkauan berpikirnya diluar kemampuan. Langkah usahanya di luar batas ketentuan yang membatasi demi kemaslahatan umat. Saking jauhnya bahkan kadang menimbulkan hati dan pikiran bekerjasama untuk suuzan atas keputusan atau kebijakan mereka. Tak akan mungkin orang-orang besar melangkah besar jika ilmu, hati dan pikirannya sempit. Sungguh malu ketika ingat kadang hati ini pernah merasa sakit hati atas caci maki dari orang-orang yang mengomentari. Padahal memang komentator tugasnya untuk mengomentari. Bahkan adakalanya memang dibayar untuk berkomentar. Komentator tayangan olah raga misalnya.
Lanjutkan saja gerak langkah selama dalam kebaikan yang sudah diusahakan dengan cara sebaik-baiknya tanpa perlu merasa paling baik. Banyak tantangan yang harus dihadapi di masa New Normal. Tantangan dimana orientasinya sudah pada Human Capital dari sebelumnya Human Resources. Siapkan energi maksimal karena masih banyak yang perlu dipikirkan dan dilakukan untuk berbagi kebaikan, kemanfaatan dan kebahagiaan.

Wallahu a’lam bis-shawab

Entry filed under: Education, Extra, Religius.

MAU MAKAN AJA SUSAH YANG PERTAMA

2 Comments Add your own

  • 1. W. Ekawati  |  May 29, 2020 at 11:04 pm

    Sejuuukkk..Inspiring. Terimakasih. Saya bisa belajar dari tulisan ini.

    Reply

Leave a comment

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


About Me

Who dares to teach must never cease to learn.

Seorang guru yang ingin terus belajar dan berbagi. Sukses sendiri itu hebat tapi sukses bersama lebih hebat. Kolaboarasi menyiapkan generasi terbaik masa depan.

The Calender

May 2020
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

Go Green

Ayo Membaca

Categories